Pertemuan ke 7
Definisi Kalimat
Efektif :
Kalimat
efektif adalah kalimat yang mengungkapkan maksud penutur/penulis secara tepat ,
sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula .
Efektif dalam hal ini adalah ukuran kalimat yang mampu menjembatani timbulnya
pikiran yang sama antara penulis/penutur dan pembaca/pendengar . Kalimat
efektif harus dapat mewakili pikiran penulis/pembicara secara pas dan jitu
sehingga pendengar/pembaca akan memahami pikiran tersebut dengan mudah , jelas
, dan lengkap seperti yang dimaksud oleh penulis/pembicaranya .
Definisi Kata
Turunan :
Kata turunan
adalah kata dasar yang memiliki imbuhan , baik berupa awalan , sisipan/akhiran
, maupun gabungan kata . Kata turunan termasuk salah satu unsur pembentuk
kalimat , selain kata dasar dalam setiap penulisan artikel .
Berikut
adalah beberapa informasi tambahan untuk melengkapi aturan yang terdapat pada
Kata Turunan .
Jenis imbuhan
Jenis imbuhan
dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi :
1. Imbuhan
sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran .
a.
Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-
b.
Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan –nya
2. Imbuhan
gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran .
a.
ber-an dan ber-i
b.
di-kan dan di-i
c.
diper-kan dan diper-i
d.
ke-an dan ke-i
e.
me-kan dan me-i
f.
memper-kan dan memper-i
g.
pe-an dan pe-i
h.
per-an dan per-i
i.
se-nya
j.
ter-kan dan ter-i
3. Imbuhan
spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing) .
a.
Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.
b.
Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-.
Awalan me- .
Pembentukan
dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut :
1. tetap,
jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh → meluluh,
me- + makan → memakan.
2. me- → mem-,
jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca → membaca,
me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- +
fasilitas + i → memfasilitasi.
3. me- → men-,
jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang → mendatang,
me- + tiup → meniup*.
4. me- → meng-,
jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis → mengikis*,
me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.
5. me- → menge-,
jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom →mengebom,
me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.
6. me- → meny-,
jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.
Huruf dengan
tanda * memiliki sifat-sifat khusus :
1. Dilebur
jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu →menipu,
me- + sapu → menyapu, me- + kira → mengira.
2. Tidak
dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- +
klarifikasi → mengklarifikasi.
3. Tidak
dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara
sempurna. Contoh: me- + konversi → mengkonversi.
Ada beberapa aturan khusus didalam pembentukan kata turunan , yaitu :
1. ber- +
kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)
2. ber- +
ajar → belajar (huruf r digantikan l)
3. pe +
perkosa → pemerkosa (huruf p luluh menjadi m)
4. pe +
perhati → pemerhati (huruf p luluh menjadi m)
Ciri-ciri
dari Kalimat Turunan :
· Bersusun/majemuk
.
· Tidak
sempurna , elips .
· Berbentuk
pertanyaan atau perintah .
· Bersifat
medial , pasif , dan negatif .
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar