Sejenak Perenungan Hidup

Tulisan 

Tulisan ini bukan untuk memotivasi, tapi untuk memberi ruang kepada diri kita untuk mengerti dan menghargai momen seperti ini jika kelak kita menghadapinya. Kita semua mungkin bisa mengerti maksudnya suatu ketika.

Kepemimpinan

Pertemuan ke 13 & 14



1. Pengertian Kepemimpinan
 Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Perubahan dan Perkembangan Organisasi

Pertemuan ke 12



1. Faktor – faktor perubahan Organisasi
Secara garis besar faktor penyebab terjadinya perubahan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

Komunikasi dalam Organisasi

Pertemuan ke 11


 I. Pengertian Komunikasi
      
      Komunikasi adalah Suatu proses penyampaian pesan atau informasi dari suatu pihak ke pihak yang lain dengan tujuan tercapai persepsi

Proses Organisasi

Pertemuan ke 9 & 10



Dalam suatu organisasi tentunya dibutuhkan berbagai proses untuk mencapai tujuan dari organisasi itu sendiri, kali ini saya

Konflik Organisasi

Pertemuan ke 7 & 8



A. Pengertian Konflik

Konflik dapat diartikan sebagai ketidak setujuan antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok-kelompok dalam

Organisasi

Pertemuan ke 5 & 6



I.Pengertian Organisasi

Istilah organisasi dapat diartikan sebagai :
1.      Wadah, yaitu sekelompok

Macam - macam Organisasi dari segi tujuan


Pertemuan ke 4 


Ditinjau dari segi tujuan, organisasi terbagi menjadi:
1. Organisasi Niaga

Ciri-ciri Unsur dan Teori Organisasi

Pertemuan ke 3


Ciri-Ciri Organisasi
Adapun ciri-ciri dari organisasi adalah :
- Adanya komponen

Arti Pentingnya Organisasi dan Metode

Pertemuan ke 1 & 2

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan

Tugas Ilmu Budaya Dasar Minggu ke 12 dan 14


KELOMPOK 2
Ketua        : Andrian Septiadi
Anggota    : Billy Anjaka

Tugas Ilmu Budaya Dasar Minggu ke 11 dan 12


KELOMPOK 2
Ketua        : Andrian Septiadi
Anggota    : Billy Anjaka

Tugas Ilmu Budaya Dasar Minggu ke-9


KELOMPOK 2
Ketua        : Andrian Septiadi
Anggota    : Billy Anjaka

Tugas Ilmu Budaya Dasar Minggu ke-8


KELOMPOK 2
Ketua        : Andrian Septiadi
Anggota    : Billy Anjaka

Tugas Ilmu Budaya Dasar Minggu ke-7


KELOMPOK 2
Ketua        : Andrian Septiadi
Anggota    : Billy Anjaka

Tugas Ilmu Budaya Dasar Minggu ke-6


KELOMPOK 2
Ketua        : Andrian Septiadi
Anggota    : Billy Anjaka
                   :  Dhanang Haryo
                   :  Mohammad Reza Fauzi
                   :  Gilang Setiawan
                   :  Muhammad Rifqi Aziz
                   :  Michael Mangapul
                   :  Singgih Krispur Handoko

Kelas        : 1KA25

VI. Manusia dan Keindahan

        Keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kwalita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (hannony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast). Keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat, bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.
Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan atau "Beauty" adalah sifat dar i sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatny. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,Keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan juga dapat memberikan kita rasa keingintahuan tentang hal tersebut semakin terus bertambah. Contohnya jika kita bermusik, (halaman, tatanan perabot rumah tangga dan sebagainya), Suara, Warna, dan sebagainya. Semua itu ter masuk indah yang mer upakan ciptaan Tuhan secar a langsung.
Betapa indahnya pemandangan matahari pagi dari timur dan pemandangan sore hari ketika matahari sedang menuju peraduannya di ufuk barat bumi ini. Demikian juga pemandangan yang indah ciptaan Tuhan yang muncul dari perpaduan gunung yang menghijau dengan samudera yang membiru. Indahnya pemandangan alam lepas, apalagi saat bulan pur nama yang sejuk dengan desiran angin sepoi- sepoi basah. Keindahan seperti itu sudah merupakan keindahan yang universal.
Semua lapisan masyarakat akan merasakan betapa indahnya ciptaan Tuhan. Karena dalam Islam sendiri, sebuah Hadits Rasulullah SAW  bersabda : “ Sesungguhnya Al l ah Ta'ala indah dan suka kepada keindahan” . (HR. Muslim).Tidak demikian halnya dengan keindahan yang merupakan karya cipta manusia.Keindahan yang merupakan karya cipta manusia itu dibatasi oleh ruang dan waktu. Meskipun keindahan karya cipta manusia itu universal, akibatpemaknaannya akan berbeda. Perbedaan itu dibatasi oleh ruang dan waktu.

Pengertian Keindahan Seluas-luasnya Meliputi :
1.Keindahan Seni
Pandangan Plato tentang karya seni dipengaruhi oleh pandangannya tentang ide. Sikapnya terhadap karya seni sangat jelas dalam bukunya Politeia (Republik). Plato memandang negatif karya seni. Ia menilai karya seni sebagai mimesis mimesos. Menurut Plato, karya seni hanyalah tiruan dari realita yang ada. Realita yang ada adalah tiruan (mimesis) dari yang asli. Yang asli itu adalah yang terdapat dalam ide. Ide jauh lebih unggul, lebih baik, dan lebih indah daripada yang nyata ini.
2.Keindahan Alam
Menurut Pandangan Plato , keindahan yang ada di dalam alam semesta ini hanyalah keindahan semu dan merupakan keindahan pada tingkatan yang lebih rendah.
3.Keindahan Moral
Moral adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. 
Keindahan moral adalah mimpi dan harapan panjang manusia. Ia, seperti layaknya imajinasi, menjadi panggung tak berbatas, melahirkan kisah-kisah tontonan yang tak pernah mati di bioskop-bioskop. Ia menjadi ruang berhenti sejenak dari dunia nyata, sebuah tarikan napas untuk memacu harapan.
4.Keindahan Intelektual
Keindahan intelektual adalah pemikiran yang indah berdasarkan ilmu pengetahuan.

Renungan
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori antara lain : teori pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologis.
Teori Pengungkapan.
Dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan) expression adalah sama dengan intuition, dan intuisi adalah pegnetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentagn hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images).”
Seorang tokoh lainnya adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni aalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yagn seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.
Teori Metafisik
Teori seni yang bercotak metafisik  merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Paa taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi. Dan karyu seni yang dibuat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan) dari ralita duniawi
Teori Psikologis
Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu. Teori lain lagi yaitu teori permainan yang dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 – 1903 ) menurut Schiller, asal seni  adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification theory) memandang seni sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia
KESERASIAN
Apa pengertian keserasian ?
Keserasian merupakan keharmonisan,kesepadanan, keselarasan, kita perlu mengukuhkan semangat untuk menciptakannya, jadi keserasian kecocokan, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang. Keindahan adalah suatu kumpulan hubungan yang serasi pada suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Pengertian keserasian adalah cocok dalam segala hal.
– Menurut The Liang Gie ada 2 Teori dalam menciptakan seni antara lain :
Teori Objektif ( Plato, Hegel, Bernard Bocanguat )
Teori Subyektif ( Henry Home, Earlof Shaffesbury, Edmund Burke )
salah satu persoalan pokok dari teori keindaha adalah mengenai sifat dasar dari keindahan . apakah keindahan merupakan sesuatu yang ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai teori ogjektif dan subjektif.
Teori Objectif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Yang menjadi masalah ialah ciri-ciri khusus manakah yang memnuat sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bernilai estetik, salah satu jawaban yang telah diberikan selama berabad-abad ialah perimbangan antara bagian-bagian dalam benda indah itu. Pendapat lain menyatakan bahwa nilai estetik itu tercipta dengan terpenuhnya asas-asas tertentu mengenai bentuk pada sesuatu benda. Pendukung teori objectif adalah Plato dan Hegel.
Teori Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada penerapan dan si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetik, maka hal itu diartikan bahwa seseorang pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetik sebagai tanggapan terhadap benda indah itu. Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry dan Edmund Burke.




Tugas Ilmu Budaya Dasar Minggu ke-5


KELOMPOK 2
Ketua        : Andrian Septiadi
Anggota    : Billy Anjaka
                   :  Dhanang Haryo
                   :  Mohammad Reza Fauzi
                   :  Gilang Setiawan
                   :  Muhammad Rifqi Aziz
                   :  Michael Mangapul
                   :  Singgih Krispur Handoko

Kelas        : 1KA25


V. Manusia dan Cinta Kasih


1. Pengertian Cinta Kasih
     Cinta adalah sebuah emosi dan kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.

Cinta juga merupakan perasaan suka-menyukai karena sesuatu dalam diri orang lain yang membuat kita tertarik hati dan berkomitmen. Cinta lebih banyak mengandalkan keadaan seseorang tersebut dalam berinteraksi dengan kita. Lain kata, cinta itu bersifat pemberian yang pamrih.

Tanpa kasih, cinta tidak akan muncul begitu saja sebaliknya. dan bukan hanya manusia yang mempunyai cintah dan kasih tetapi seluruh mahluk hidup di dunia memilikinya. Cinta kasih tidak selalu ditujukan kepada pasangan kita tetapi pada dasarnya cinta kasih adalah anugerah yang dianugerahkan tuhan kepada seluruh makhluk-mahluknya, misalnya , ketika seekor hewan yang hidup sendirian,sudah pasti nantinya akan mati dan tak tau arah,sama dengan manusia yang butuh akan mahluk lainnya untuk saling melengkapi.  seperti hewan dengan anaknya, ketika anaknya diganggu oleh hewan lainya dengan sendirinya induk dari anak hewan terebut melindungi anaknya.Naluri inipun ada pada manusia, dimulai dari cinta kasih orang tua kepada anaknya, begitu pula sebaliknya. Akan tetapi naluri kasih sayang ini dapat tertutup jika terdapat hambatan – hambatan misalnya pertengkaran, permusuhan, ketidaksukaan dan lainnya.      




Cinta menurut ajaran agama

Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup, manusia masih mendambakan teganya cinta dalam kehidupan ini. Disatu pihak, cinta didengung-dengungkan lewat lagu dan organisasi perdamaian dunia, tetapi dilain pihak, dalam praktek kehidupan, serta sebagai dasar hidup jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia. Tidak kurang seorang Nabi yang bernama Ibrahim yang mendapat kritik tentang cinta. Suatu saat Ibrahim mendambakan seorang anak. Setelah ahir anak yang dicintainya (Ismail), ternyata cinta Ibrahim kepada anaknnya dapat menggeser cintanya kepada PenciptaNya sehingga Tuhan mencobanya dengan menyuruh Ibrahim menyembelih anaknya. Perintah ini menimbulkan konflik dalam diri Ibrahim, siapa yang harus dicintai, Tuhan atau anaknya.

Cuplikan peristiwa ini memberikan indikasi kepada kita bahwa cinta itu harus proporsional dan adil, jangan lupa diri karena cinta. Untuk itu agama memberikan tuntunan tentang cinta. Berbagai bentuk cinta ini terdapat didalam al-qur’an.

Cinta Diri

Al-quran telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri, kecenderungan untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari diri dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, mulai ucapan Nabi SAW. Bahwa seandainya dia mengetahui hal-hal yang gaib, tentu dia akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhan dirinya dari segala keburukan:

“… Dan sekiranya kau mengetahui hal yang gaib, tentulah aku akan memperbanyak kebaikan bagi diriku sendiri dan aku tidak akan ditimpa kemudaratan …”(Q.S 7:188).

Demikian pula :

“Manusia tidak jemu-jemu memohon kebaikan, tetapi jika mereka ditimpa malapetaka, dia menjadi putus asa lagi putus harapan” (Q.S 41:49).

Manusia cinta pada dirinya agar terus menerus ikaruniai kebaikan, tetapi apabila ditimpa bencana, ia menjadi putus harapan.

Cinta Kepada Sesama Manusia

Alla memerintahkan manusia agar saling mencintai diantara sesamanya.

“Sesungguhnya orang-orang mukmin bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat” (Q.S 49:10).

Dalam al-qur’an terdapat pujian bagi kaum Anshar karena rasa cintanya kepada kaum Muhajirin. Orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah berian (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang-orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hat mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka )orang Muhajirin); mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri sekalipun mereka sendiri dalam kesusahan.

“Dan siapa yang dipeihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung” (Q.S 59:9).

Cinta diri diantara sesama manusia menurut ajaran agama Islam ditandai dengan sikap yang lebih mengutamakan (mencintai) orang lain daripada dirinya sendiri.

Cinta Seksual

Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Hal ini dituliskan dalam al-qur’an :

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jeismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikannya diantaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kamu yang berfikir” (Q.S 30:21).

Dalam ayat lain:

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-aa yang dingin, yaitu wanita-wanita” (Q.S 3:14).

Cinta seksual merupakan bagian dari kebutuhan manusia yang dapat melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antara suami dan istri. Seks merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga.

Cinta Kebapakan

Cinta ibu kepada anaknya, atau dorongan keibuan, merupakan dorongan fisiologis. Artinya, terjadi perubahan-perubahan fisiologis dan fisis yang terjadi pada diri si ibu sewaktu mengandung, melahirkan, dan menyusui. Dorongan kebapakan tidak seperti dorongan keibuan, tetapi dorongan psikis. Hal in tampak dalam cinta bapak kepada anaknya karena ia merupakan sumber kesenangan dalam kegembiraan baginya, sumber kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan faktor penting bagikelangsungan peran bapak dalam kehidupan, dan tetap terkenangnya dia seteah meninggal dunia. Hal ini nampak jelas pada cinta Nabi Yakub a.s kepada puteranya, Yusuf a.s, yang membangkitkan cemburu adiknya dan dengki saudara-saudaranya yang lain.

“…Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita sendiri, padalah kita (ini) adalah saru golongan (yang kuat)…” (Q.S 12:8).

Demikian pula nampak cintanya Nabi Nuh a.s kepada puteranya :

“Ya Tuhan, sesungguhnya anakku termasuk keuargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah hakim yang seadil-adilnya” (Q.S 11:45).

Cinta Kepada Allah

Puncak cinta manusia yang paling jernih, bening dan spiritual ialah cintanya kepada Allah swt dan kerinduan kepada-Nya. Tidak hanya shalat, pujian, dan doanya, tetapi semua tindakan dan tingkah lakunya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya. Dalam firman Allah:

“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah kau, nsicaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (Q.S 3:31).

Cinta seorang mukmin kepada Allah melebihi cintanya kepada segala sesuatu yang ada didalam kehidupan ini, melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, anak-anaknya, isteri-isterimnya, kedua orang tuanya, keluarganya, dan hartanya.

“Katakanlah jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khwatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cinta daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dai) berijtihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (Q.S 9:24)

          Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan merupakan pendorong dan mengarahkannya kepada penundukan semu bentuk kecintaan lainnya. Cinta kepada Allah akan membut seseorang menjadi mencintai sesame manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta.

Cinta Kepada Rasul (Muhammad)

          Cinta kepada Rasul merupakan peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Karena Rasul Muhammad bagi kaum muslimin merupakan contoh ideal yang sempurna bagi manusia, baik dalam tingkah laku, maupun berbagai sifat luhur lainnya.

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Q.S 68:4)

          Cinta kepada Rasul ialah karena beliau merupakan suri tauladan, mengajaran al-qur’an dan bijaksana. Muhammad telah menanggung derita dan berjuang dengan penuh tantangan sampai tegaknya agama Islam.

Cinta Kepada Ibu-Bapak

          Cinta kepada ibu-bapak dalam agama Islam sangat mendasar, menetukan ridha tidaknya Tuhan kepada manusia. Sabda nabi Muhammad Saw :
“Keridhaan allah bergantung kepada keridhaan kedua orang tua dan kemurkaan Allah bergantung kepada kemurkaan kedua orang tua pula.” (H.R At-Turmudzy).

          Khusus mengenai cinta kepada kedua orang tua ini, Tuhan memperingatan dengan keras melalui ajaran akhlak mulia dan langsung dengan tatakramanya.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbut baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemelihraanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perataan ‘ah’, dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia. Rendahkanla dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah : wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Q.S 17:23-24).

          Seluruh uraian tentang konsep cinta menurut ajaran Islam memberikan kejelasan kepada kita bahwa makna cinta menurut ajaran agama berbeda dengan makna cinta menurut kajian filsafat. Konsep cinta menurut konsep agama sifatnya lebih realistis dan operatif, sedangkan dalam konsep filsafat gambarannya bersifat abstrak. Dalam agama, cinta adalah suatu dinamisme aktif yang berakar dalam kesanggupan kita untuk member cinta dan menghedaki perkembangan dan kebahagiaan orang yang dicintai. Apabila ada orang yang egois tak dapat mencintai orang lain, sesungguhnya ia sendiri tidak dapat mencintai dirinya sendiri


Belas kasih dan Cinta kasih erothis

a. Pengertian belas kasih

Belas kasih (composian)adalah kebajikan -satu di mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian .
Ada aspek belas kasih yang menganggap dimensi kuantitatif, seperti individu belas kasih yang sering diberi milik  kedalaman,kekuatan atau gairah . Lebih kuat dari empati , merasakan umumnya menimbulkan aktif keinginan untuk meringankan penderitaan orang lain.. Hal ini sering, meskipun tidak pasti, komponen kunci dalam apa yang memanifestasikan dalam konteks sosial .Dalam etika istilah, berbagai ungkapan bawah usia yang disebut Golden Rule mewujudkan oleh implikasi prinsip kasih sayang: untuk orang lain apa yang Anda ingin mereka lakukan untuk Anda

cara-cara menumpahkan belas kasih

1.       Menunjukan bahwa kita peduli
2.       Memberikan perhatian
3.       Menjaga
4.       Berbicara dengan lembut
5.       Memberi sesuatu tanpa mengingatnya

b. Cinta kasih erothis
yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. cinta kasih erotis bersifat ekslusif, bukan universal, pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali di campurbaurkan dengan pengalaman yang dapat di eksplosif berupan jatuh cinta. Tetapi seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu , pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanya sementara.
Keinginan seksual menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan merupakan nafsu fisi belaka, untuk meredakan ketegangan yang menyakitkan. Rupanya keinginan seksual dengan mudah dapat di dicampuri atau di stimulasi oleh tiap-tiap perasaan yang mendalam.
Dalam cinta kasih erotis terdapat eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan, sering kali eksklusivitas  dalam cinta kasih erotis di salah tafsirkan dan di artikan sebagai suatu ikatan hak milik, contoh sering kita jumpai separang orang-orang yang sedang saling mencintai tanpa merasakan cinta kasih terhadap setiap orang lainya.









Tugas Ilmu Budaya Dasar Minggu ke-4


KELOMPOK 2
Ketua        : Andrian Septiadi
Anggota    : Billy Anjaka
                   :  Dhanang Haryo
                   :  Mohammad Reza Fauzi
                   :  Gilang Setiawan
                   :  Muhammad Rifqi Aziz
                   :  Michael Mangapul
                   :  Singgih Krispur Handoko

Kelas        : 1KA25

IV. Pendekatan Kesusastraan


1. PENDEKATAN KESUSASTRAAN

IBD, yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari the humanities orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Jadi the humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo humanus.
Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities, disamping tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan kedalam the humanities masih dapat diperdebatkan, dan kadang-kadang disesuaikan dengan keadaan dan waktu. Pada umunmya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya tennasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, clan. sebaginya. Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya. Karena itu ada yang menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang menterjemahkan menjadi pengetahuan budaya.
Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi. Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya.
Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pemyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada haketnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.

Karena seni memegang peranan penting, maka seniman sebagai pencipta karya seni juga penting, meskipun yang lebih penting adalah karyanya. Seniman adalah media penyampai nilai-nilai kemanusiaan. Kepekaannya menyebabkan dia mampu menangkap hal yang lepas dart pengamatan orang lain.
IBD adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester, sebagai bagian dart MKDU. IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahti-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang tennasuk didalam pengetahuan budaya ( The Humanities ), Akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. Pada waktu menggunakan karya sastra, misalnya. Mahasiswa tidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan sebaginya. Memang seperti cabang-cabang the humanities lainnya, dalam Ilmu Budaya Dasar sastra tidak diajatkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus. Demikian juga filsafat, musik, seni rupa, dan sebagainya.


2. Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan prosa

Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.

Jenis – jenis Prosa
Prosa terbagi menjadi Prosa lama dan prosa baru.
Jenis- jenis Prosa lama :
*       Dongeng
Dongeng merupakan cerita yang banyak diwarnai peristiwa yang tidak masuk akal atau tidak mungkin terjadi. Contoh: Pangeran Buruk Rupa, Si Kancil dan Buaya
*       Hikayat
Hikayat adalah cerita karya sastra lama yang berbentuk riwayat yang mengisahkan hal-hal di luar kenyataan yang berkembang di lingkungan istana
Ciri-ciri Hikayat  yaitu :
1.      Bersifat istana centris
2.      Anonim(nama pengarang tidak di cantumkan)
3.      Berkembang secara stetis
4.      Bersifat imajinatif,hanya bersifat khayal
5.      Lisan,karena di sebarkan lewat mulut ke mulut
6.      Berbahasa klise,meniru bahasa penutur sebelumnya
7.      Bersifat logis, menggunakan logika sendiri tidak sesuai dengan logika sendiri
*       Sejarah
Sejarah disebut juga Tambo, berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata sajaratun yang berarti pohon. Sejarah adalah salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah. Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta.
Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh:Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612.
*       Epos
merupakan cerita yang biasanya diambil dari sebuah buku yang dibuat seseorang di masa lalu. Contoh: epos Ramayana, epos Mahabarata.
*       Cerita Pelipur Lara
merupakan kisah yang menyenangkan dan bersifat menghibur.
Jenis-jenis Prosa Baru :
*       Cerpen
adalah bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
*       Novel
berasal dari Italia yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
*       Biografi
adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I Habibie, Ki Hajar Dewantara.
*       Kisah
Karya sastra yang berisikan cerita tentang cerita perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh kisah dalam karya sastra lama, antara lain:
a.       Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan
b.      Kisah Abdullah ke Jedah.
*       Otobiografi
Otobiografi adalah riwayat hidup seseorang yang  ditulis  langsung  oleh orang atau tokoh  tersebut.


3. Nilai-nilai dalam prosa fiksi
Nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra adalah :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan.
* Keistimewaanya pembaca dapat pengalaman seperti mengalami sendiri peristiwa tersebut.
2. Prosa fiksi memberikan informasi
* Fiksi memberi informasi sejenis yang tidak ada di ensiklopedia


4.Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan dengan Puisi
        Puisi menurut bahasa Yunani adalah seni tertulis dimana bahasa digunakan sebagai keindahan tambahan. Penggunaan rima pada penulisannya adalah salah satu yang membedakan puisi dengan prosa. Namun, beberapa ahli modern berpendapat bahwa puisi merupakan perwujudan imajinasi manusia yang menjadi sumber segala kreatifitas.




Macam-macam puisi dibedakan berdasarkan zaman:

-Puisi baru : Puisi yang muncul karena pengaruh sastra barat. Puisi baru adalah puisi yang lebih bebas dalam penggunaan rima, pilihan kata, serta irama.
    -Puisi Lama : Puisi yang mengikuti ketentuan umum pada puisi seperti, rima, irama, dan baris. Jenis puisi lama :
     1. Mantra
     2. Karmina (Pantun singkat)
     3. Talibun
     4. Syair
     5. Gurindam
-Puisi Modern : Puisi bebas yang muncul pada tahun awal kemerdekaan yang dipelopori oleh Chairil Anwar. Puisi ini tidak mengutamakan bentuk puisi namun lebih mengutamakan isi dan makna dari puisi tersebut.

Ttugas Ilmu Budaya Dasar Minggu ke-3


KELOMPOK 2
Ketua        : Andrian Septiadi
Anggota    : Billy Anjaka
                   :  Dhanang Haryo
                   :  Mohammad Reza Fauzi
                   :  Gilang Setiawan
                   :  Muhammad Rifqi Aziz
                   :  Michael Mangapul
                   :  Singgih Krispur Handoko




WUJUD KEBUDAYAAN DAN ORIENTASI NILAI BUDAYA, PERUBAHAN KEBUDAYAAN, dan KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

A.     WUJUD KEBUDAYAAN DAN ORIENTASI NILAI BUDAYA
Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
·        Gagasan
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilainorma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
·        Aktivitas
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
·        Artefak
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Orientasi Nilai Budaya
Kluckhohn   dalam   Pelly   (1994)   mengemukakan   bahwa   nilai   budaya merupakan  sebuah  konsep  beruanglingkup  luas  yang  hidup  dalam  alam  fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Secara  fungsional  sistem  nilai  ini  mendorong  individu  untuk  berperilaku seperti  apa  yang  ditentukan.  Mereka  percaya,  bahwa  hanya  dengan  berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan. Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab, nilai – nilai tersebut merupakan  wujud  ideal  dari  lingkungan  sosialnya.  Dapat  pula  dikatakan  bahwa sistem   nilai   budaya   suatu   masyarakat   merupakan   wujud   konsepsional   dari kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu.
Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
Berbagai   kebudayaan   mengkonsepsikan   masalah   universal   ini   dengan berbagai  variasi  yang  berbeda  –  beda.  Seperti  masalah  pertama,  yaitu  mengenai hakekat hidup manusia. Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan   nirwana,   dan   mengenyampingkan   segala   tindakan   yang   dapat menambah rangkaian hidup kembali (samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan  seperti  ini  sangat  mempengaruhi  wawasan  dan  makna  kehidupan  itu secara keseluruhan. Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep – konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka.
Masalah kedua mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive) semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
Masalah ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu.Ada budaya yang memandang penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.
Masalah keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.
Masalah kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya kebudayaan yang menekankan hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
Inti permasalahan disini seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly (1994) adalah siapa yang harus mengambil keputusan. Sebaiknya dalam system hubungan vertical keputusan dibuat oleh atasan (senior) untuk semua orang. Tetapi dalam  masyarakat  yang  mementingkan  kemandirian  individual,  maka  keputusan dibuat dan diarahkan kepada masing – masing individu.
Pola orientasi nilai budaya yang hitam putih tersebut di atas merupakan pola yang ideal untuk masing – masing pihak. Dalam kenyataannya terdapat nuansa atau variasi  antara  kedua  pola  yang  ekstrim  itu  yang  dapat  disebut  sebagai  pola transisional.

B.     PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Pengertian perubahan kebudayaan adalah  suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Contoh :
·        Masuknya mekanisme pertanian mengakibatkan hilangnya beberapa jenis teknik pertanian tradisional seperti teknik menumbuk padi dilesung diganti oleh teknik “Huller” di pabrik penggilingan padi. Peranan buruh tani sebagai penumbuk padi jadi kehilangan pekerjaan.
Semua terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang tidak berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan didalam masyarakat. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat bahkan perubahan dalam bentuk juga aturan-aturan organisasi social. Perubahan kebudayaan akan berjalan terus-menerus tergantung dari dinamika masyarakatnya.

Ada faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan yaitu:
             a.      Mendorong perubahan kebudayaan
·        Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah, terutama unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan  material).
·        Adanya individu-individu yang mudah menerima unsure-unsur perubahan kebudayaan, terutama generasi muda.
·        Adanya faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.
Menghambat perubahan kebudayaan
·        Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah   
      seperti :adat istiadat dan keyakinan agama ( kebudayaan non material)
·        Adanya individu-individu yang sukar menerima unsure-unsur perubahan terutama generasi tu yang kolot.

Ada juga  faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan :
             a.      Faktor intern
·        Perubahan Demografis
Perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah, akan mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan, c/o: bidang perekonomian, pertambahan penduduk akan mempengaruhi persedian kebutuhan pangan, sandang, dan papan.
·        Konflik social
Konflik social dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat. c/o: konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk setempat didaerah transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.
·        Bencana alam
Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempngaruhi perubahan c/o; bencana banjir, longsor, letusan gunung berapi masyarkat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru, disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.
·        Perubahan lingkungan alam
Perubahan lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga membentuk tegalan. Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat.

               b.      Faktor ekstern
·        Perdagangan
Indonesia terletak pada jalur perdagangan Asia Timur denga India, Timur Tengah bahkan Eropa Barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-pedagang besar selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat setempat sehingga terjadilah perubahan budaya dengan percampuran budaya yang ada.
·        Penyebaran agama
Masuknya unsur-unsur agama Hindhu dari India atau budaya Arab bersamaan proses penyebaran agama Hindhu dan Islam ke Indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran agama Kristen dan kolonialisme.
·        Peperangan
Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk peperangan, dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsure-unsur budaya bangsa asing ke Indonesia.

C.     KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Hubungan manusia dengan kebudayaan adalah :
Manusia sebagai perilaku kebudayaan. Kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tmpak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu kesatuan.

About

Pengikut

 
Real Estate © 2010 Template design by Justinwoodie.com. Provided By Free Blogger Templates | Freethemes4all.com
Free Website templatesFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates