Tulisan
Tulisan ini bukan untuk memotivasi, tapi untuk memberi ruang kepada diri kita untuk mengerti dan menghargai momen seperti ini jika kelak kita menghadapinya. Kita semua mungkin bisa mengerti maksudnya suatu ketika.
Untuk jiwaku, yang sekarang sedang gundah, yang sekarang sedang gelisah...
Gelisah karena kau ingin segera tahu nasibmu kelak... Apakah kau bisa membahagiakan keluargamu atau tidak? Apakah kau bisa membahagiakan orangtuamu atau tidak? Apakah kau bisa membahagiakan orang terkasihmu atau tidak?
Sabarlah wahai jiwaku, upaya hari ini memang bukan untuk kau tuai hari ini. Kau diciptakan untuk jadi orang besar, untuk jadi penerang di sekitarmu, karena sebagian cahaya ada dalam dirimu.
Jiwaku yang sedang berhenti dan bingung.
Jika kau memang mau, berhentilah sejenak, nikmati kesedihanmu, rasakan kelelahanmu. Karena mungkin selama ini aku memaksamu terlalu keras. Tapi aku minta, jangan terlalu lama, karena aku membutuhkanmu, temanku membutuhkanmu, orang-orang terkasihku membutuhkanmu.
Mereka rindu dengan diriku yang telah kau buat menjadi hebat, menjadi besar, menjadi pemimpin atau pemberani yang sering mereka lihat selama ini. Merka inigin bertemu lagi dengan diriku yang telah kau buat menjadi penyemangat bagi orang lain, inspirator bagi kawan dan juga mentor bagi diriku sendiri dan orang terdekatku.
Selamat menikmati waktu istirahatmu wahai jiwaku...esok atau mungkin lusa, ketika kau telah siap menemaniku lagi, aku akan menyambutmu dengan diri yang lebih bijak dan tangguh, diri yang tak banyak mengeluh dan lebih mawas.
Dan saat itu, kau bisa menemaniku lagi untuk berbuat sesuatu halyang membuat orang berdecak kagum. Dan saat itulah kita bisa menungguhasil kerja kita dan kita tuai bersam hasilnya.
Dari diriku... Untukmu jiwaku...
1 komentar:
dari syair nya sepertinya lagi gundah boss ?
Posting Komentar