KELOMPOK 2
Ketua : Andrian Septiadi
: Dhanang Haryo
: Mohammad Reza Fauzi
: Gilang Setiawan
: Muhammad Rifqi Aziz
: Michael Mangapul
: Singgih Krispur Handoko
Kelas : 1KA25
Kelas : 1KA25
XII dan XIV. Manusia dan Harapan
A. Pengertian Harapan
Setiap Manusia mempunyai Harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti
manusia itu mati dalam hidup. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan,
pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau
tidaknya suatu Harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan baik kepercayaan pada diri sendiri,
maupun kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka
perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha
dan Doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan Berasal dari kata harapan yang
berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang
diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian Harapan menyangkut Masa Depan.
Harapan tersebut tergantung
pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing,
Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai
harapan untuk membeli mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang berlebihan tentu
menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa “Si
pungguk merindukan bulan”
B. Berbagai Kepercayaan dan Usaha Meningkatkannya
Dasar
Kepercayaan adalah Kebenaran. Sumber Kebenaran adalah Manusia. Kepercayaan itu
dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan pada diri
Sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya
pada diri sendiri pada Hakekatnya percaya pada Tuhan yang Maha Esa. Percaya
pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya
mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercaya kepadanya.
2. Kepercayaan Kepada Orang
Lain
Percaya
pada Orang lain itu dapat Berupa percaya kepada Saudara, Orang Tua, Guru, atau
siapa saja. Kepercayaan kepada Orang Lain itu sudah tentu percaya terhadap kata
hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi
orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu
harus dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat
janji kepada orang lain.
3. Kepercayaan Kepada
Pemerintah
Pandangan
demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, dan milik rakyat
adalah Negara dan rakyat itu menjelma pada negara. Sseorang mempunyai arti
hanya dalam Masyarakat, dan Negara. Hanya Negara sebagai keutuhan (totalitas)
yang ada, sehingga kedaulatan mutlak pada Negara. Satu-satunya yang mempunyai
Hak adalah Negara. Manusia perseorangan tidak mempunyai hak, tetapi hanya
kewajiban. Karena itu jelaslah bagi kita, baik teori maupun pandangan teokratis
atau demokratis negara pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber
kebenaran, sehingga wajar jika Manusia sebagai warga negara percaya kepada Negara.
4. Kepercayaan kepada
Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena
keberadaan Manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan.
Kepercayaan itu amat penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan
manusia dengan Tuhannya. Kepercayaan Berarti keyakinan akan kebenaran adanya
Tuhan. Oleh Karena itu, jika Manusia ingin memohon pertolongan kepadanya, maka
manusia harus percaya kepada Tuhan.
C. Kebenaran
Kebenaran atau
benar amat penting bagi manusia. Setiap Orang mendambakannya, karena ia
mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran,
sikap, dan perasaan.
terdapat 3 Teori kebenaran
yaitu :
Teori Koherensi atau
Konsistensi yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu
bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang
dianggap benar.
Teori Korespondensi yaitu
suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi
pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorenponden(berhubungan)dengan
obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Teori Pragmatis yaitu
kebenaran sutu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut
bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
0 komentar:
Posting Komentar