KELOMPOK 2
Ketua : Andrian Septiadi
Anggota : Billy Anjaka
: Dhanang Haryo
: Mohammad Reza Fauzi
: Gilang Setiawan
: Muhammad Rifqi Aziz
: Michael Mangapul
: Singgih Krispur Handoko
Kelas : 1KA25
Kelas : 1KA25
V. Manusia dan Cinta Kasih
1. Pengertian Cinta Kasih
Cinta adalah
sebuah emosi dan kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks
filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan
belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah
aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa
pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu,
menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan
objek tersebut.
Cinta juga merupakan perasaan
suka-menyukai karena sesuatu dalam diri orang lain yang membuat kita tertarik
hati dan berkomitmen. Cinta lebih banyak mengandalkan keadaan seseorang
tersebut dalam berinteraksi dengan kita. Lain kata, cinta itu bersifat
pemberian yang pamrih.
Tanpa kasih,
cinta tidak akan muncul begitu saja sebaliknya. dan bukan hanya manusia yang
mempunyai cintah dan kasih tetapi seluruh mahluk hidup di dunia memilikinya.
Cinta kasih tidak selalu ditujukan kepada pasangan kita tetapi pada dasarnya cinta
kasih adalah anugerah yang dianugerahkan tuhan kepada seluruh
makhluk-mahluknya, misalnya , ketika seekor hewan yang hidup sendirian,sudah
pasti nantinya akan mati dan tak tau arah,sama dengan manusia yang butuh akan
mahluk lainnya untuk saling melengkapi. seperti hewan dengan anaknya,
ketika anaknya diganggu oleh hewan lainya dengan sendirinya induk dari anak
hewan terebut melindungi anaknya.Naluri inipun ada pada manusia, dimulai dari
cinta kasih orang tua kepada anaknya, begitu pula sebaliknya. Akan tetapi
naluri kasih sayang ini dapat tertutup jika terdapat hambatan – hambatan
misalnya pertengkaran, permusuhan, ketidaksukaan dan lainnya.
Cinta menurut ajaran agama
Cuplikan peristiwa ini
memberikan indikasi kepada kita bahwa cinta itu harus proporsional dan adil,
jangan lupa diri karena cinta. Untuk itu agama memberikan tuntunan tentang
cinta. Berbagai bentuk cinta ini terdapat didalam al-qur’an.
Cinta Diri
Al-quran telah mengungkapkan
cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri, kecenderungan untuk menuntut
segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari diri
dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, mulai ucapan Nabi
SAW. Bahwa seandainya dia mengetahui hal-hal yang gaib, tentu dia akan
memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhan dirinya dari segala
keburukan:
“… Dan sekiranya kau
mengetahui hal yang gaib, tentulah aku akan memperbanyak kebaikan bagi diriku
sendiri dan aku tidak akan ditimpa kemudaratan …”(Q.S 7:188).
Demikian pula :
“Manusia tidak jemu-jemu
memohon kebaikan, tetapi jika mereka ditimpa malapetaka, dia menjadi putus asa
lagi putus harapan” (Q.S 41:49).
Manusia cinta pada dirinya
agar terus menerus ikaruniai kebaikan, tetapi apabila ditimpa bencana, ia
menjadi putus harapan.
Cinta Kepada Sesama Manusia
Alla memerintahkan manusia
agar saling mencintai diantara sesamanya.
“Sesungguhnya orang-orang
mukmin bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan kepada
Allah supaya kamu mendapat rahmat” (Q.S 49:10).
Dalam al-qur’an terdapat
pujian bagi kaum Anshar karena rasa cintanya kepada kaum Muhajirin. Orang-orang
yang telah menempati kota Madinah dan telah berian (Anshar) sebelum
(kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang-orang yang berhijrah
kepada mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hat mereka terhadap
apa-apa yang diberikan kepada mereka )orang Muhajirin); mereka mengutamakan
(orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri sekalipun mereka sendiri dalam
kesusahan.
“Dan siapa yang dipeihara
dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung” (Q.S
59:9).
Cinta diri diantara sesama
manusia menurut ajaran agama Islam ditandai dengan sikap yang lebih
mengutamakan (mencintai) orang lain daripada dirinya sendiri.
Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan
dorongan seksual. Hal ini dituliskan dalam al-qur’an :
“Dan diantara tanda-tanda
kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jeismu sendiri
supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikannya diantaramu
rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kamu yang berfikir” (Q.S 30:21).
Dalam ayat lain:
“Dijadikan indah pada
(pandangan) manusia kecintaan pada apa-aa yang dingin, yaitu wanita-wanita” (Q.S
3:14).
Cinta seksual merupakan
bagian dari kebutuhan manusia yang dapat melestarikan kasih sayang, keserasian,
dan kerjasama antara suami dan istri. Seks merupakan faktor yang primer bagi
kelangsungan hidup keluarga.
Cinta Kebapakan
Cinta ibu kepada anaknya,
atau dorongan keibuan, merupakan dorongan fisiologis. Artinya, terjadi
perubahan-perubahan fisiologis dan fisis yang terjadi pada diri si ibu sewaktu
mengandung, melahirkan, dan menyusui. Dorongan kebapakan tidak seperti dorongan
keibuan, tetapi dorongan psikis. Hal in tampak dalam cinta bapak kepada anaknya
karena ia merupakan sumber kesenangan dalam kegembiraan baginya, sumber
kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan faktor penting bagikelangsungan peran
bapak dalam kehidupan, dan tetap terkenangnya dia seteah meninggal dunia. Hal
ini nampak jelas pada cinta Nabi Yakub a.s kepada puteranya, Yusuf a.s, yang
membangkitkan cemburu adiknya dan dengki saudara-saudaranya yang lain.
“…Sesungguhnya Yusuf dan
saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita sendiri, padalah
kita (ini) adalah saru golongan (yang kuat)…” (Q.S 12:8).
Demikian pula nampak cintanya
Nabi Nuh a.s kepada puteranya :
“Ya Tuhan, sesungguhnya
anakku termasuk keuargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan
Engkau adalah hakim yang seadil-adilnya” (Q.S 11:45).
Cinta Kepada Allah
Puncak cinta manusia yang
paling jernih, bening dan spiritual ialah cintanya kepada Allah swt dan
kerinduan kepada-Nya. Tidak hanya shalat, pujian, dan doanya, tetapi semua
tindakan dan tingkah lakunya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan
dan ridha-Nya. Dalam firman Allah:
“Katakanlah: Jika kamu
(benar-benar) mencintai Allah, ikutilah kau, nsicaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (Q.S
3:31).
Cinta seorang mukmin kepada
Allah melebihi cintanya kepada segala sesuatu yang ada didalam kehidupan ini,
melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, anak-anaknya, isteri-isterimnya,
kedua orang tuanya, keluarganya, dan hartanya.
“Katakanlah jika bapak-bapak,
anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang
kamu usahakan, perniagaan yang kamu khwatiri kerugiannya, dan rumah-rumah
tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cinta daripada Allah dan Rasul-Nya dan
(dai) berijtihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
fasik.” (Q.S 9:24)
Cinta
yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan merupakan pendorong dan
mengarahkannya kepada penundukan semu bentuk kecintaan lainnya. Cinta kepada
Allah akan membut seseorang menjadi mencintai sesame manusia, hewan, semua
makhluk Allah dan seluruh alam semesta.
Cinta Kepada Rasul (Muhammad)
Cinta
kepada Rasul merupakan peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Karena Rasul
Muhammad bagi kaum muslimin merupakan contoh ideal yang sempurna bagi manusia,
baik dalam tingkah laku, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
“Dan sesungguhnya kamu
benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Q.S 68:4)
Cinta
kepada Rasul ialah karena beliau merupakan suri tauladan, mengajaran al-qur’an
dan bijaksana. Muhammad telah menanggung derita dan berjuang dengan penuh
tantangan sampai tegaknya agama Islam.
Cinta Kepada Ibu-Bapak
Cinta
kepada ibu-bapak dalam agama Islam sangat mendasar, menetukan ridha tidaknya
Tuhan kepada manusia. Sabda nabi Muhammad Saw :
“Keridhaan allah bergantung
kepada keridhaan kedua orang tua dan kemurkaan Allah bergantung kepada kemurkaan
kedua orang tua pula.” (H.R At-Turmudzy).
Khusus
mengenai cinta kepada kedua orang tua ini, Tuhan memperingatan dengan keras
melalui ajaran akhlak mulia dan langsung dengan tatakramanya.
“Dan Tuhanmu telah
memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu
berbut baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang
diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemelihraanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perataan ‘ah’, dan
janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang
mulia. Rendahkanla dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan, dan
ucapkanlah : wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (Q.S 17:23-24).
Seluruh
uraian tentang konsep cinta menurut ajaran Islam memberikan kejelasan kepada
kita bahwa makna cinta menurut ajaran agama berbeda dengan makna cinta menurut
kajian filsafat. Konsep cinta menurut konsep agama sifatnya lebih realistis dan
operatif, sedangkan dalam konsep filsafat gambarannya bersifat abstrak. Dalam
agama, cinta adalah suatu dinamisme aktif yang berakar dalam kesanggupan kita
untuk member cinta dan menghedaki perkembangan dan kebahagiaan orang yang
dicintai. Apabila ada orang yang egois tak dapat mencintai orang lain,
sesungguhnya ia sendiri tidak dapat mencintai dirinya sendiri
Belas kasih dan Cinta kasih
erothis
a. Pengertian belas kasih
Belas kasih (composian)adalah
kebajikan -satu di mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk
penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan
landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi
prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian .
Ada aspek belas kasih yang menganggap dimensi kuantitatif, seperti individu belas kasih yang sering diberi milik kedalaman,kekuatan atau gairah . Lebih kuat dari empati , merasakan umumnya menimbulkan aktif keinginan untuk meringankan penderitaan orang lain.. Hal ini sering, meskipun tidak pasti, komponen kunci dalam apa yang memanifestasikan dalam konteks sosial .Dalam etika istilah, berbagai ungkapan bawah usia yang disebut Golden Rule mewujudkan oleh implikasi prinsip kasih sayang: untuk orang lain apa yang Anda ingin mereka lakukan untuk Anda
Ada aspek belas kasih yang menganggap dimensi kuantitatif, seperti individu belas kasih yang sering diberi milik kedalaman,kekuatan atau gairah . Lebih kuat dari empati , merasakan umumnya menimbulkan aktif keinginan untuk meringankan penderitaan orang lain.. Hal ini sering, meskipun tidak pasti, komponen kunci dalam apa yang memanifestasikan dalam konteks sosial .Dalam etika istilah, berbagai ungkapan bawah usia yang disebut Golden Rule mewujudkan oleh implikasi prinsip kasih sayang: untuk orang lain apa yang Anda ingin mereka lakukan untuk Anda
cara-cara menumpahkan belas
kasih
1.
Menunjukan bahwa kita peduli
2.
Memberikan perhatian
3.
Menjaga
4.
Berbicara dengan lembut
5.
Memberi sesuatu tanpa mengingatnya
b. Cinta kasih erothis
yaitu kehausan akan penyatuan
yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. cinta kasih erotis
bersifat ekslusif, bukan universal, pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali
di campurbaurkan dengan pengalaman yang dapat di eksplosif berupan jatuh cinta.
Tetapi seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu , pengalaman intimitas,
kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanya sementara.
Keinginan seksual menuju
kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan merupakan nafsu fisi belaka,
untuk meredakan ketegangan yang menyakitkan. Rupanya keinginan seksual dengan
mudah dapat di dicampuri atau di stimulasi oleh tiap-tiap perasaan yang
mendalam.
Dalam cinta kasih erotis
terdapat eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan
cinta kasih keibuan, sering kali eksklusivitas dalam cinta kasih erotis
di salah tafsirkan dan di artikan sebagai suatu ikatan hak milik, contoh sering
kita jumpai separang orang-orang yang sedang saling mencintai tanpa merasakan
cinta kasih terhadap setiap orang lainya.
0 komentar:
Posting Komentar